Belajar ip address dan subnetting – IP address merupakan pengetahuan yang sangat dibutuhkan sebagai suatu pengalamatan dalam sebuah jaringan. IP address juga yang menghubungkan antara satu komputer dengan komputer lainnya agar bisa saling berkomunikasi maupun sharing data. Begitu juga hal nya dengan subneting, dimana ada IP address maka subneting harus berada dibelakangnya. Subnetting memiliki fungsi untuk mengenalkan suatu network pada sebuah jaringan. Esensi dari subnetting yaitu memindahkan atau membedakan antara garis pemisah network dengan host dengan IP address.
Ini merupakan garis kecil dari dasar sebuah kerangka jaringan yang perlu diketahui, dan untuk mempelajari IP address maupun subnetting diperlukan sedikit perhitungan. Matematika menjadi modal utama dari terbangunnya IP address serta subnetting. Tapi tenang dulu, bagi sobat yang kurang menyukai matematika tidak perlu khawatir, karena perhitungan yang digunakan bukanlah perhitungan rumit. Hanya sekedar perpangkatan, biner, desimal, penjumlahan serta sedikit logika. Pembelajar itu pasti sudah sobat temukan sebelumnya sejak bangku smp maupun sma.
BELAJAR IP ADDRESS DASAR
Untuk yang pertama kami akan membahas tentang bagaimana cara pengalamatan IP address yang benar. Dalam pengenalan IP address ada beberapa hal yang mesti sobat ketahui, sobat bisa mempelajarinya secara bertahap agar tidak terlalu bingung dalam memahaminya. Berikut ini merupakan bagian-bagiannya :
Format penulisan :
- Pembagian kelas IP address
- Network Address
- Broadcast Address
- Network ID dan Host ID
A. Format Penulisan
Yang pertama perlu dipahami yaitu mengenai format penulisan IP address yang terdapat 32 bit serta dipisahkan dengan tanda titik dari setiap 8 bit nya. Serta dari tiap 8 bit nya disebut dengan oktet. sehingga pada satu IP address mempunyai 4 oktet dengan masing-masing 8 bit dari setiap oktetnya. Untuk jelasnya sobat bisa lihat dibawah ini.
Setiap angka nol (0) bisa kita artikan TIDAK, dan setiap angka satu (1) diartikan YA. Dari setiap oktet dengan biner bilangan satu (1) memiliki angka desimalnya masing-masing. Pada setiap 8 bit pada oktetnya memiliki angka 1, 2, 4, 8, 16, 32, 64, 128. Jika dalam desimal maka kita bisa menghitungnya dari arah kanan, sehingga apabila dijumlahkan maka terdapat nilai 255 dari setiap oktet. Untuk lebih jelasnya silahkan sobat amati gambar dibawah.
Jadi jika sobat menuliskan IP address kelas C (pembahasan kelas dari IP Address akan kami bahas) misalnya dengan angka 192.168.1.1 maka dalam bilangan biner akan berbentuk seperti ini.
B. Pembagian Kelas IP Address
Secara teori, jumlah IP yang tersebar dalam internet diseluruh dunia adalah 255x255x255x255 atau sekitar 4.228.250.625 (4 milyar lebih). Dari 4 milyar lebih ip address, diperlukan media untuk memisahkan alokasi IP address, baik untuk membedakan host maupun untuk suatu keperluan dari jaringan tertentu.
IP address terbagi dalam dua bagian, diantaranya ada network ID (net ID) dan host ID. Net ID akan berperan untuk mengenalkan suatu network dari jaringan, kemudian untuk host ID bertugas untuk memperkenalkan host dalam suatu jaringan. Jadi, dari seluruh host yang tersambung dalam satu jaringan akan mempunyai net ID yang sama. Garis yang memisahkan bagian network dengan host tidak selalu tetap, semua itu akan bergantung dari kelas network itu sendiri.
IP address terbagi kedalam lima kelas berbeda, diantaranya terdapat IP kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E. Lalu apa perbedaan dari setiap kelas nya? perbedaannya terdapat pada jumlah serta ukuran dari setiap kelas. Seperti pada kelas A misalnya, IP kelas A ini umumnya dipakai untuk menampung host dalam jumlah yang cukup banyak. Sedangkan kelas D dan kelas E biasanya sedikit berbeda, IP kelas D digunakan untuk jaringan Multicast sedangkan kelas E digunakan untuk keperluan eksperimen percobaan (pengujian) dari sebuah jaringan.
C. Network Address
Network address adalah sebuah pengalamatan yang berguna untuk mengenalkan suatu jaringan atau network. Contoh, suatu host dalam sebuah jaringan/ network menggunakan IP dengan kelas C 192.168.12.27, network address nya adalah 192.168.12.0. Maka address yang digunakan host dari jaringan tersebut adalah 1 segmen terakhir yang menjadi 0.
Dengan itu, maka router akan melihat network address dari IP kelas C yaitu 192.168.12 untuk menentukan kemana router harus pergi mengirim datagram yang diperintahkan oleh host. Seandainya kita ibaratkan dalam pengiriman paket, jika si petugas ingin mengantarkan paketnya, maka petugas tersebut hanya perlu melihat kota mana yang dituju oleh si pengirim agar paket bisa sampai kepada penerimanya dengan tepat. Cukup mudah bukan?
D. Network ID dan Host ID
Untuk sobat dirumah yang masih bingung mengenai network ID dan Host ID, tak perlu khawatir. Sebab sudah kami tuliskan dibawah ini yang menjadi aturan untuk menuntukan antara mana network ID serta mana Host ID dari masing-masing kelas.
- Network ID dan Host ID tidak diperkenankan menggunakan 255
Jika network ID dan host ID menggunakan angka 255 maka akan diartikan sebagai broadcast address. ID tersebut dibaca oleh sistem sebagai alamat yang mewakili dari jaringan maupun network.
- Network ID dan Host ID tidak diperbolehkan menggunakan "0"
Jika seandainya Host ID memiliki angka 0, maka alamat tersebut bisa diartikan sebagai network address. Karena alamat network bukan untuk digunakan oleh host, melainkan sebagai tanda pengenal dari suatu jaringan kepada setiap hostnya.
- Network ID tidak diperbolehkan menggunakan "127"
Untuk network ID dengan angka 127, maka secara default address ini digunakan untuk loopback address. Suatu IP yang dibuat oleh komputer guna menunjukan dirinya sendiri.
- Host ID harus berangka unik (berbeda) dalam suatu jaringan
Pada suatu jaringan/ network tidak diperbolehkan memiliki dua host untuk menggunakan Host ID yang sama. Oleh karena itu setiap Host ID harus memiliki angkanya yang unik, tidak boleh sama. Jika sama kemungkinan besar akan terjadi tabrakan IP yang dapat mengakibatkan kerusakan pada koneksi dua host tersebut.
BELAJAR SUBNETTING
Subnetting, tentunya sudah menjadi tugas wajib yang mesti dikuasai oleh seorang network administrator. Subnetting ini digunakan untuk mengatasi masalah pada topologi jaringan yang menyangkut efisiensi IP address. Esensinya subnetting memiliki tugas untuk memindahkan garis pemisah dari bagian network serta host dalam suatu alamat IP.
Selain itu, subnetting juga dapat digunakan untuk mengatasi hardware atau media fisik berbeda yang digunakan pada suatu jaringan maupun network. Dengan ini, seorang network admin dapat mendelegasikan settingan host address dari seluruh departemen perusahaan kepada departemen lainnya agar memudahkan pengaturan dari segi network secara menyeluruh.
Subnet didefinisikan untuk menerapkan atau membagi masking bit (subnet mask) pada IP Address. Untuk struktur dari subnet mask sebenarnya tidak jauh berbeda dengan IP Address. Terdiri dari 32 bit yang dipecah kedalam 4 oktet/segmen. Masih sama seperti yang kami sebutkan diatas, apabila bit satu (1) pada subnetmask mengartikan masking YA “ON” dan Bit nol (0) diartikan sebagai TIDAK “OFF”. Untuk lebih jelas, bisa sobat lihat pada gambar tersebut
Seperti aturan utamanya, IP Address diatas memiliki network dengan angka 172.12 dan host ID dengan angka 27.9. Network tersebut dapat menampung ribuan host yang terhubung dalam suatu jaringan. Dengan begitu dari 24 bit pertama pada IP Address tersebut dikenalkan oleh subnet mask dan dianggap sebagai network bit dalam jaringan tersebut. Maka bentuk angka dari network juga akan berubah dari semula 172.12 menjadi 172.12.27 diikuti oleh angka 9 sebagai hostnya.
Perlu diketahui bahwa subnet mask diatas merupakan standar IP Address untuk kelas C. Namun dalam kasus ini kami menerapkan subnet mask tersebut pada network yang biasa dikenal dengan kelas B. Keuntungan dari subnetting yang kami contohkan diatas yaitu sobat bisa menambahkan network baru sebanyak 256, setara dengan IP kelas C, dan tentunya jumlah host pun akan berkurang ya sob.
Untuk network kelas C apabila sobat ingin juga menggunakan subnet mask yang lebih besar seperti misalnya 26 bit (255.255.255.192), 27 bit (255.255.255.224), 28 bit, 29 bit dan seterusnya tentu masih bisa. semua itu sudah pasti harus sobat perhitungkan lagi mengenai jumlah host yang akan menampungnya, apakah cukup atau tidak. Karena semakin besar network yang dibuat, akan semakin kecil pula host yang bisa digunakan.
Itulah dasar dari cara menghitung IP Address dan subnetting. Semoga bisa sobat pahami ya, jika belum maka bisa sobat pelajari ulang dibagian yang sulit dimengerti atau silahkan tanya dikolom komentar. Sekian artikel yang bisa kami sampaikan semoga bisa bermanfaat dan silahkan untuk dibagikan kepada teman maupun kerabat.
Terima kasih.
Komentar
Posting Komentar